Oleh : Al Ustadz Abu Zakariya Ahmad Fauziddin
بسم الله الرØمن الرØيم
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala mengutus Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan هدى dan الØÙ‚ دين (dinnul haq) sebagai rahmat untuk alam semesta, teladan serta hujjah untuk seluruh hamba. Maka beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan amanah menyampaikan risalah, memberi nasehat kepada umat dan menjelaskan kepada seluruh manusia segala apa yang mereka butuhkan pada pokok-pokok agama maupun cabangnya. Maka tidaklah beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan satu kebaikanpun kecuali beliau telah menjelaskan dan mendorong untuk melaksanakannya dan tidaklah beliau meninggalkan satu kejelekanpun melainkan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan peringatan terhadap ummatnya akan hal tersebut, sehingga beliau meninggalakan umatnya dalam keadaan tersang benderang, malamnya seperti siangnya.
Merupakan kewajiban atas seorang hamba di dalam agamanya adalah mengikuti apa yang Allah firmankan, yang rasul sabdakan serta mengikuti khulafaur rasyidin al mahdiyiyn setelahnya dari kalangan para shahabat radhiyallahu anhu dan mengikuti para pengikut mereka dengan baik yaitu tabi’in. Allah jalla wa ‘ala berfirman :
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (Al-A’raaf:3)
Yang demikian itu, bahwasanya Allah azza wa jalla telah mengutus Muhammad ‘alaihi shalatu wa sallam dengan penjelasan-penjelasan dan petunjuk serta mewajibkan seluruh manusia untuk beriman kepadanya, mengikutinya lahir dan bathin. Dan sebagai bukti cinta kita kepada Allah adalah dengan mengikuti Nabi Muhammad shalallhu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Ali Imran : 31)
“Katakanlah: “Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. (Al-A’raaf : 158)
Dan sabda nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Berpegang teguhlah kalian dengan sunnahku, dan sunnah para khulafaur rasyidin al mahdiyyin setelahku, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham dan berhati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru (dalam agama), maka sesungguhnya seluruh perkara-perkara yang baru/diadakan di dalam agama adalah bid’ah dan seluruh kebid’ahan adalahn sesat.” (HR. Tirmidzi)
Risalah nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengandung dua perkara yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (At Taubah : 33)
Maka kata هدى adalah ilmu yang bermanfaat dan kata الØÙ‚ دين (dinnul haq) adalah amal shsalih yang mencakup keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti) terhadap RasulNya shalallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikhul Islam ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qoyyim telah menyebutkan dua pokok ini bahwasanya tidaklah diterima amalan melainkan dengan dua perkara tersebut. Dan yang menunjukkan pada dua pokok tersebut adalah firman Allah :
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.(Al Kahfi : 110)
Berkata Al Fudail bin Iyyadh :
“Tidaklah suatu amalan menjadi shalih sampai amalan tersebut menjadi ikhlas dan tidaklah ikhlas itu diterima sehingga amalan tersebut benar. Maka amalan itu hendaklah ikhlas karena Allah dan sesuai dengan sunnah RasulNya.”
Ilmu yang bermanfaat mengandung seluruh ilmu yang mana di dalamnya terdapat kebaikan dan manfaatdi dunia maupun akhirat bagi seluruh umat. Hal pertama yang masuk pada pernyataan tersebut adalah pengetahuan terhadap nama-nama Allah, sifat-sifatNya dan perbuatan-perbuatanNya. Maka sesungguhnya ilmu tersebut merupakan ilmu yang paling bermanfaat. Berkata sebagian salaf :
“Barang siapa yang mengenal Allah maka akan lebih takut terhadapNya”.
Dan ini merupakan inti risalah dan inti dakwah nabawiyyah, dengannya maka tegaklah agama seseorang, baik secara ucapan, amalan maupun keyakinan. Kemudian yang kedua, mengetahui agama Islam dengan dalil-dalil, karena agama Islam adalah agama yang terbangun di atas landasan daili-dalil yang kokoh yaitu Al-Quran dan Assunnah.
Ketiga, mengenal Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai hamba Allah dan utusanNya, yang mana pernyataan tersebut mengharuskan untuk mentaati segala apa yang beliau perintahkan dan membenarkan apa yang beliau beritakan, meninggalkan apa yang beliau larang serta tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.(Al Hasyr : 7 )
Sesungguhnya risalah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengandung cahaya dan petunjuk. Allah mengutusnya sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, da’i yang mengajak beribadah kepada Allah dan sebagai lentera yang menerangi sehingga beliau sahalallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan umat dalam keadaan terang benderang, malamnya seperti siangnya dan tidak ada yang melenceng darinya melainkan akan binasa. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajari umatnya segala hal yang dibutuhkan dalam urusan-urusan agama maupun dunia sampai pada tata cara makan, minum, duduk, tidur, dan lain sebagainya. Berkata Abu Dzar :
“sungguh Rasulullah telah wafat dan tidaklah seekor burungpun yang mengepakkan kedua sayapnya melainkan beliau telah menyebutkan ilmunya kepada kita.”
Inilah islam yang merupakan agama yang sempurna. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu” (Al Maidah : 3)
______
Maraji’ :
Fathu Robbil Bariyyah bi Talhisi Al Hamawiyyah
Al Ushuluts Tsalatsa
Tuhfatul Murid Syarhul Qoulil Mufid
0 Comments:
Posting Komentar